(Kefamenanu) Rabu tiga juni dua ribu empat belas, saat itu pagi sedang mendung seakan mau turun hujan, seperti biasa kami semua memulai aktifitas sebagai pelayan Listrik bagi pelanggan PLN. Sebelum memulai kegiatan rutin kamipun selalu mengadakan COC pagi, yang salah satunya mendengar pedoman prilaku atau budaya perusahaan PLN serta membahas berbagai persoalan yang sedang hangat yang saat itu terjadi. Setelah selesai kami melaksanakan COC semua pegawai kembali mengerjakan tugas dan rutinitasnya masing masing.
Disaat kami sedang asyik dengan kegiatan masing masing, saya dikejutkan dengan laporan dari petugas pelayanan gangguan ( OS ) bahwa mobil dinas gangguan yang saat itu mereka gunakan ditilang oleh POLANTAS karena SIM si pengemudi masa berlakunya sudah habis. Saat itupun saya bergegas mencari petugas yang kena tilang tadi. Saya mulai menanyakan kenapa kendaraan kita sampai ditilang…? Dengan perasaan bersalah petugas gangguan tadi menjawab bahwa beta pung SIM su mati pak ( SIM saya sudah mati pak ). Tanpa pikir panjang sayapun menyampaikan bahwa tenang saja sebentar coba saya hubungi teman saya yang anggota POLANTAS juga. Belum selesai saya menjawab tiba tiba ada teman teman mereka menghampiri saya dan langsung berkata..…..Bos, karmana kita cabut fuse gardu dia pung kantor ko….? Masa dia tahan tahan kita pung oto, kalo oto kita ditahan nanti karmana kita bisa layani orang…… (artinya…. Bos kita cabut saja NT-Fuse digardu yang melayani kantornya. Masa dia tahan mobil kita, Kalau mobil kita ditahan bagaimana nanti kita bisa melayani pelanggan ) tanpa memberi kesempatan untuk saya menjawab ada lagi dari teman mereka yang langsung menyambar……dong sonde kenal ketong ko orang PLN…..? E.eee kalo beta jadi bos be su pi……..cabut dia pung sekring gardu na kenapa…...ko beta naaa….. (artinya…apa mereka tidak mengenal kita orang PLN.....? Ee.ee…kalau saya jadi bos, saya sudah pergi cabut sekring digardunya, kalau kita cabut memangnya kenapa…..tau saya toh……). kata temannya sambil berlalu….. Itulah kira kira sepenggal rasa emosi, rasa keakuan & mungkin juga rasa jiwa korsa yang keliru dari sesama petugas gangguan. ( sudah bersalah tidak mengaku salah )
Sambil sedikit tersenyum sayapun mulai berpikir bahwa ternyata mindsets / cara pandang teman teman kami diunit masih sama seperti orang dulu waktu saya diunit yang lain. Dimana mereka masing masing menganggap diri paling hebat, paling berkuasa, paling berpengaruh dan paling paling yang lain…….Waahhhhh repot nihh kalo begini jadinya…..pikir saya lagi.
Dan tidak lama berselang sayapun mengumpulkan mereka semua untuk diberikan pemahaman yang sama tentang bagaimana cara melihat masalah tersebut. Saya sampaikan diteman teman bahwa kita tidak boleh cepat emosi dan terlalu tergesa gesa mengambil kesimpulan dengan apa yang terjadi. Karena akan berakibat kurang baik jika keputusan yang kita ambil salah nantinya. Dengar wahai teman…. bahwa dalam hal ini bukan POLANTAS nya yang salah, mereka hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Negara pada mereka. Adalah kewajiban mereka untuk menertibkan apa yang patut mereka tertibkan, termasuk memeriksa kelengkapan surat kendaraan dan SIM bagi si pengguna kendaraan. Sama halnya dengan kita, langsung saya contohkan…..disaat kita sedang bertugas melaksanakan P2TL ( Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik ) jika kita menemukan adanya pelanggaran atau kelainan di Kwh Meter kita, tentu kita juga akan proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PLN. Dalam hal ini apakah pelanggan akan menyalahkan petugas P2TL tadi….... tentu tidak bukan….? Sama halnya dengan kasus kendaraan kita yang kena tilang ini. Disini kitalah yang sebenarnya salah karena kita semua sudah tau dengan aturan itu, tapi kenapa harus menyalahkan POLANTAS tadi. Kita tidak bisa membenarkan diri dengan sejuta macam alasan termasuk untuk melayani kepentingan umum sekalipun……namanya melanggar aturan yaa tetap salah…..atau bagaimana….saya lempar kembali pertanyaan pada mereka. Dengan diam seribu bahasa mereka semua tidak ada yang bersedia memberi tanggapan.
Dari pengalaman tersebut diatas kami berharap semoga saja diantara kita ( khususnya OS diunit ) tidak ada lagi yang mempunyai cara pandang seperti itu ( balas dendam ) dalam menyikapi suatu persoalan. Karena yakinlah….Selalu ada cara yang lebih baik untuk melakukan segala sesuatu menjadi lebih baik…..kata pak Hitler ( Manager Area Kupang ).
Disaat kami sedang asyik dengan kegiatan masing masing, saya dikejutkan dengan laporan dari petugas pelayanan gangguan ( OS ) bahwa mobil dinas gangguan yang saat itu mereka gunakan ditilang oleh POLANTAS karena SIM si pengemudi masa berlakunya sudah habis. Saat itupun saya bergegas mencari petugas yang kena tilang tadi. Saya mulai menanyakan kenapa kendaraan kita sampai ditilang…? Dengan perasaan bersalah petugas gangguan tadi menjawab bahwa beta pung SIM su mati pak ( SIM saya sudah mati pak ). Tanpa pikir panjang sayapun menyampaikan bahwa tenang saja sebentar coba saya hubungi teman saya yang anggota POLANTAS juga. Belum selesai saya menjawab tiba tiba ada teman teman mereka menghampiri saya dan langsung berkata..…..Bos, karmana kita cabut fuse gardu dia pung kantor ko….? Masa dia tahan tahan kita pung oto, kalo oto kita ditahan nanti karmana kita bisa layani orang…… (artinya…. Bos kita cabut saja NT-Fuse digardu yang melayani kantornya. Masa dia tahan mobil kita, Kalau mobil kita ditahan bagaimana nanti kita bisa melayani pelanggan ) tanpa memberi kesempatan untuk saya menjawab ada lagi dari teman mereka yang langsung menyambar……dong sonde kenal ketong ko orang PLN…..? E.eee kalo beta jadi bos be su pi……..cabut dia pung sekring gardu na kenapa…...ko beta naaa….. (artinya…apa mereka tidak mengenal kita orang PLN.....? Ee.ee…kalau saya jadi bos, saya sudah pergi cabut sekring digardunya, kalau kita cabut memangnya kenapa…..tau saya toh……). kata temannya sambil berlalu….. Itulah kira kira sepenggal rasa emosi, rasa keakuan & mungkin juga rasa jiwa korsa yang keliru dari sesama petugas gangguan. ( sudah bersalah tidak mengaku salah )
Sambil sedikit tersenyum sayapun mulai berpikir bahwa ternyata mindsets / cara pandang teman teman kami diunit masih sama seperti orang dulu waktu saya diunit yang lain. Dimana mereka masing masing menganggap diri paling hebat, paling berkuasa, paling berpengaruh dan paling paling yang lain…….Waahhhhh repot nihh kalo begini jadinya…..pikir saya lagi.
Dan tidak lama berselang sayapun mengumpulkan mereka semua untuk diberikan pemahaman yang sama tentang bagaimana cara melihat masalah tersebut. Saya sampaikan diteman teman bahwa kita tidak boleh cepat emosi dan terlalu tergesa gesa mengambil kesimpulan dengan apa yang terjadi. Karena akan berakibat kurang baik jika keputusan yang kita ambil salah nantinya. Dengar wahai teman…. bahwa dalam hal ini bukan POLANTAS nya yang salah, mereka hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Negara pada mereka. Adalah kewajiban mereka untuk menertibkan apa yang patut mereka tertibkan, termasuk memeriksa kelengkapan surat kendaraan dan SIM bagi si pengguna kendaraan. Sama halnya dengan kita, langsung saya contohkan…..disaat kita sedang bertugas melaksanakan P2TL ( Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik ) jika kita menemukan adanya pelanggaran atau kelainan di Kwh Meter kita, tentu kita juga akan proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PLN. Dalam hal ini apakah pelanggan akan menyalahkan petugas P2TL tadi….... tentu tidak bukan….? Sama halnya dengan kasus kendaraan kita yang kena tilang ini. Disini kitalah yang sebenarnya salah karena kita semua sudah tau dengan aturan itu, tapi kenapa harus menyalahkan POLANTAS tadi. Kita tidak bisa membenarkan diri dengan sejuta macam alasan termasuk untuk melayani kepentingan umum sekalipun……namanya melanggar aturan yaa tetap salah…..atau bagaimana….saya lempar kembali pertanyaan pada mereka. Dengan diam seribu bahasa mereka semua tidak ada yang bersedia memberi tanggapan.
Dari pengalaman tersebut diatas kami berharap semoga saja diantara kita ( khususnya OS diunit ) tidak ada lagi yang mempunyai cara pandang seperti itu ( balas dendam ) dalam menyikapi suatu persoalan. Karena yakinlah….Selalu ada cara yang lebih baik untuk melakukan segala sesuatu menjadi lebih baik…..kata pak Hitler ( Manager Area Kupang ).
0 komentar:
Posting Komentar